Ngenet Sambil Dapat Uang ??? Klik di Bawah ini :

DbClix

Sabtu, 22 Januari 2011

LEUK EN DRUK BUKAN SEMBARANG DAGELAN

“Pegupon omahe doro urip melu Nippon tambah sengsoro”


Kidung tersebut sering dikumandangkan para pemain ludruk ketika pementasan pada zaman dahulu. Kidung tersebut adalah salah satu karya besutan Cak Gondo Durasim, pembentuk kelompok ludruk Soerabaia pada tahun 1930. Gara-gara kidung tersebut, Cak durasim ditangkap oleh kempetal (polisi rahasia jepang).
Cak durasim dijebloskan ke dalam sel tahanan dan menemui ajalnya di sana karena disiksa habis-habisan.
anda, selama ini mungkin banyak diantara kalian yang mengenal ludruk hanya sebagai kesenian tradisional yang isisnya sekedar dagelan (lelucon). Sebanarnya bukan itu. Ludruk sudah ada di jombang dan Surabaya sekitar abad ke 15. Ludruk pada awal pembentukannya memang hanya kesenian keliling. Namun seiring perkembangannya, kelompok-kelompok ludruk mulai mempercantik diri dengan tetep mempertahankan ciri khas sebagai kelompok teater tradisionil. Semakin lama, pentas ludruk berubah jadi pertunjukan sandiwara dengan penambahan para pemain, kidung, dagelan, dan perbaikan pada tari remo. Sekitar tahu 1927, mereka selalu pentas di pasar Malam Tahunan di Cannalan (sekarang Jl. Kusuma Bangsa)
Pada diskusi di Jawa Pos pada 23 Maret 2002, Kibat, seorang tokoh ludruk mengatakan bahwa ludruk berasal dari kata “molo-molo” yang berarti mulutnya penuh dengan kata-kata yang hendak dimuntahkan, dan “gedruk” yang artinya mengekspresikan kata-kata tadi dalam bentik kidungan sambil menggerukkan kaki. Selain itu, Cak markaban dan Cak kancil sebagai tokoh ludruk kenamaan menyimpulkan bahwa asal kata ludruk adalah “gelo-gelo” atau menggeleng-gelengkan kepala dan gedrak-gedruk.
Eddy Samson yang punya banyak teman belanda tempo doeloe berkata lain. Dia mengatakan bahwa ludruk berasal dari bahasa belanda. Dulu setiap akan pergi melihat pementasan ludruk, para pemuda Indonesia mengatakan “Mari kita leuk en druk”. Anak muda sekarang mengartikannya sebagai “Yuk, kita tidak usa peduli, yang penting enjoy dan happy”.
Ludruk pada era 1915 masih sederhana. Ludruk ini dikenal dengan nama Ludruk Lirok. Alat musiknya masih sangat sederhana, yaitu alat musik mirip siter, ketipung, dan jidor.
Baru pada masa Cak Durasim berkiprah, ludruk mulai sangat maju. Setiap pementasan sudah ada kesatuan antara remo yang menggambarkan kepahlawanan, dagelan sebagai sisipan, baru masuk ke inti cerita. Cak durasim banyak mempopulerkan cerita legenda rakyat Surabaya.
Saking populernya ludruk, sampai-sampai pemerintah jepang menggunakan ludruk sebagai alat propaganda. Ludruk pun berkembang lagi menjadi Ludruk Gedong yaitu ludruk yang pentas di gedung tetap. Sampai saat ini Ludruk Gedong tinggal satu di Surabaya, yaitu Ludruk Irama Budaya di Pulo Wonokromo.
Rekan-rekan semua, jadi ludruk bukan hanya berisi lelucon saja jika kita mengingat kembali nasib Cak Durasim yang memperjuangkan nasib rakyat lewat ludruk. Dalam pementasan ludruk, para pemain memasukkan sentilan-sentilan yang biasanya ditujukan kepada pemerintah seputar kehidupan masyarakat sekarang. Daripada berdemo dan berorasi yang ujungnya berakhir anarki, lebih baik kita mengungkapkan opini kita melalui ludruk. Di samping opini kita tersampaikan tanpa anarkisme, kita juga berperan melestarikan kebudayaan tradisional sekaligus menghibur orang yang melihat pementasan kita.
Sungguh ironis ketika melihat para promoter yang mendatangkan artis-artis luar negeri bergelimang keuntungan, sedangkan para pemain ludruk bergelimang susah. Apakah rakyat Indonesia masih belum bias menjadi Tuan Rumah di Negerinya sendiri ??. pemimpin Ludruk Irama Budaya saja kerap menggadaikan kalung atau gelangnya untuk menomboki agar pentas bias tetap berjalan.
Jadi teman-teman, sebagai Arek Suroboyo, apa yang akan kita lakukan pada Ludruk? Apakah kita akan membiarkan Ludruk Gedong satu-satunya yang dimiliki Surabaya lenyap juga atau bahkan kita akan mambiarkan Surabaya dipermalukan karena belanda mengecam bahwa asal kota kesenian khas kita benar-benar berasal dari kata leu en druk?

Demikian yang dapat saya sampaikan kepada anda semua agar bisa termotivasi untuk lebih bersemangat mengangkat derajat bangsa Indonesia di mata dunia……keep positive.. :D Merdeka !!
ojogelembiasa.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar